
SMInsights: Berita Baja Mingguan (12–18 Juli 2025) merangkum perkembangan penting industri baja global selama sepekan terakhir. Berita disajikan secara tematik, mencakup pergerakan harga, dinamika perdagangan, kebijakan proteksi dagang di berbagai negara, serta arah investasi dan transisi menuju green steel. Setiap bagian dirancang untuk membantu pembaca mencermati isu-isu strategis yang dapat memengaruhi pasar dan kebijakan industri baja nasional
1. Harga Baja
Berita tentang harga baja disajikan khusus dalam SMInsights: Harga Baja Mingguan (12–18 Juli 2025) pada tautan berikut: SMInsights: Harga Baja Mingguan (12–18 Juli 2025)
2. Perkembangan Perdagangan Baja Global
Ekspor baja China mencetak rekor baru di tengah proteksi global
Di tengah lonjakan tarif dari Amerika Serikat dan proteksi di Eropa serta berbagai negara, ekspor baja China justru melonjak. Sepanjang Januari hingga Juni 2025, total ekspor baja China mencapai 58,15 juta ton, meningkat 9,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini mencerminkan keberhasilan strategi diversifikasi pasar eksportir China ke negara-negara yang tidak memberlakukan hambatan tinggi.
(SMInsights: Steel Weekly Report, 14 Juli 2025)
Indonesia menjadi salah satu negara dengan lonjakan ekspor tertinggi dari China
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan kenaikan ekspor paling tajam, bersama Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah. Kenaikan ini bahkan terjadi sebelum tarif 50 persen dari AS mulai berlaku penuh pada Juni, menandakan bahwa strategi pengalihan pasar telah dimulai sejak awal tahun.
(Steel & Mining Insights, 14 Juli 2025)
Vietnam mencatat penurunan tajam impor HRC dari China
Selama Januari–Mei 2025, ekspor HRC China ke Vietnam mengalami penurunan signifikan akibat penerapan bea masuk sementara (provisional AD) pada 7 Maret 2025. Arus impor dari China mulai menyusut sejak kuartal kedua, mencerminkan reaksi pasar terhadap tekanan sinyal kebijakan proteksi dari pemerintah Vietnam.
(Mysteel Global, 10 Juli 2025)
Ekspor baja Indonesia menurun pada awal 2025
Menurut data Global Steel Trade Monitor hingga April 2025, ekspor baja Indonesia tercatat sekitar 3,5 juta ton, turun dari 4,2 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi di tengah berbagai proteksi di negara tujuan ekspor, termasuk China untuk produk stainless steel.
(Global Steel Trade Monitor – YTD April 2025)
3. Kebijakan Trade Remedies
Berita trade remedies minggu ini mencakup sejumlah kebijakan proteksi yang diumumkan berbagai negara yang belum terangkum pada berita minggu lalu.
🇻🇳 Vietnam memberlakukan tarif anti-dumping definitif pada HRC China
Setelah pemberlakuan sementara sejak 7 Maret 2025, Vietnam resmi mulai menerapkan tarif anti-dumping definitif sebesar 23,10–27,83% untuk Hot Rolled Coil (HRC) asal China per 6 Juli 2025 selama 5 tahun, berdasarkan pengumuman Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam. Beberapa perusahaan termasuk Baoshan Iron & Steel dan Maanshan Iron & Steel dikenakan tarif maksimum 27,83%.
(Reuters, 7 Juli 2025)
🇲🇾 Malaysia memberlakukan AD sementara pada produk galvanis
Mulai 5 Juli 2025, Malaysia menerapkan provisional anti-dumping duties antara 3,86% hingga 57,90% untuk galvanised iron/steel sheets & coils asal China, Korea Selatan, dan Vietnam, berdasarkan temuan awal investigasi sejak 6 Februari 2025.
(Reuters, 5 Juli 2025)
🇨🇦 Kanada terapkan tarif dengan skema kuota progresif
Pada 16 Juli 2025, Perdana Menteri Kanada mengumumkan kebijakan baru berupa tarif kuota bertingkat (tariff rate quota) untuk impor baja: 50% terhadap impor dari negara mitra FTA yang melebihi volume 2024 dan 25% tambahan untuk baja yang diproduksi dari bahan baku yang dilebur di China. Kuota bebas tarif dipotong menjadi 50% dari level 2024 untuk negara non-FTA, jika lebih akan dikenai 50% tarif.
(Reuters, 16 Juli 2025)
🇬🇧 Inggris memperpanjang countervailing duties untuk baja lapis organik asal China
Pemerintah Inggris resmi memperpanjang anti dumping dan countervailing duties (13.7%–44.7%) terhadap produk organic coated steel (OCS) asal Tiongkok yang berlaku selama 5 tahun hingga 4 Mei 2029.
(Kallanish, 17 Juli 2025)
4. Investasi & Green Steel
Beberapa informasi penting dalam sepekan terakhir terkait investasi dan transisi menuju green steel:
Inisiatif Green Steel
🇦🇺 Australia–China tingkatkan kerja sama green steel
PM Australia Albanese, dalam pertemuan dengan produsen baja China di Shanghai, menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan green steel—baja rendah karbon berbasis hidrogen. Ia menyatakan kerja sama ini penting untuk mencapai target Perjanjian Paris dan menciptakan kepentingan ekonomi jangka panjang.
(Reuters, 14 Juli 2025)
🇦🇺 BHP: Biaya pembangunan green iron terlalu tinggi untuk Australia
BHP Australia menyebut pengembangan green iron domestik akan “dua kali lebih mahal” dibanding kawasan Timur Tengah atau China. Pemerintah Australia menjanjikan dukungan senilai A$1 miliar untuk mempercepat pengembangan proyek tersebut.
(Reuters, 16 Juli 2025)
🇺🇸 North American Green Steel Summit dijadwalkan Oktober 2025
Konferensi industri baja hijau Amerika Utara akan berlangsung pada 28–29 Oktober 2025 di Detroit, membahas DRI-EAF, CCUS, dan strategi dekarbonisasi.
(GMK Center, 16 Juli 2025)
🇬🇧 Tata Steel memulai pembangunan Electric Arc Furnace (EAF) di Port Talbot
Proyek EAF baru ini menggantikan blast furnace lama dan didukung dana publik GBP 500 juta dari total GBP 1,5 miliar. Ditargetkan mulai operasi pada 2027–2028.
(Construction World, 10 Juli 2025)
Ekspansi Kapasitas dan Modernisasi
🇮🇳 AM/NS India (ArcelorMittal–Nippon Steel)
Menargetkan peningkatan kapasitas hilir lebih dari 51%, mencapai tambahan +5 juta ton per tahun hingga akhir 2025.
(Economic Times, 17 Juli 2025)
🇮🇳 JSW Group
Membangun pabrik baja terintegrasi 25 juta ton/tahun di Gadchiroli, Maharashtra. Proses akuisisi lahan 3.500 acre telah dimulai.
(Times of India, 17 Juli 2025)
🇮🇳 Godawari Power & Ispat Ltd (GPIL)
Mengantongi izin lingkungan untuk pabrik baru 2 juta ton/tahun di Raipur, termasuk unit DRI dan rolling mill.
(HDFC Sky News, 17 Juli 2025)
🇩🇪 ThyssenKrupp
Menyelesaikan modernisasi strip mill Duisburg (kapasitas 3,1 juta ton/tahun) senilai €800 juta, dengan sistem kontrol otomatis tercanggih.
(AgMetalMiner, 11 Juli 2025)
Isu Strategis yang Perlu Dicermati Pekan Depan
1. Perdagangan Baja Global dan Dampaknya ke Indonesia
Kenaikan ekspor baja China berpotensi terus mengalir ke negara-negara dengan proteksi belum optimal, termasuk Indonesia. Perlu dicermati apakah tren lonjakan ekspor ke Indonesia masih berlanjut pada akhir bulan Juli dan selanjutnya.
2. Kebijakan Perdagangan
Setelah pemberlakuan tarif AD definitif di Vietnam dan kuota progresif Kanada, negara-negara lain seperti Thailand dan Meksiko sedang dikabarkan mempertimbangkan langkah proteksi tambahan. Perhatian juga perlu diarahkan ke perkembangan pelaksanaan CBAM Uni Eropa serta langkah balasan dari negara eksportir baja.
3. Investasi dan Green Steel
Diskusi lebih lanjut soal pendanaan publik di proyek EAF Eropa maupun transisi teknologi di Amerika Utara (menjelang North American Green Steel Summit Oktober mendatang) akan menjadi indikator penting arah investasi global serta rujukan bagi pemerintah dan industri baja nasional. Selain itu, kelanjutan proyek-proyek ekspansi kapasitas di India dan ASEAN akan memengaruhi kompetisi regional di sektor baja hilir.
Perkembangan harga baja disajikan khusus dalam SMInsights: Harga Baja Mingguan (12–18 Juli 2025) pada tautan berikut: SMInsights: Harga Baja Mingguan (12–18 Juli 2025)
One thought on “SMInsights: Berita Baja Mingguan (12–18 Juli 2025)”
Comments are closed.