
SMInsights: Berita Baja Mingguan (26 Juli – 1 Agustus 2025) merangkum perkembangan penting industri baja global pada pekan terakhir Juli, saat dinamika pasar menunjukkan pola yang semakin terfragmentasi. Di satu sisi, harga di Asia—terutama Tiongkok—terus menguat, sementara pasar Barat relatif stagnan atau sedikit terkoreksi. Di sisi lain, kebijakan proteksi dagang kian agresif, dengan langkah serentak dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Brasil, hingga Korea Selatan. Laporan ini juga menyoroti beberapa investasi baru, baik untuk ekspansi peningkatan kapasitas produksi, maupun untuk proyek green steel berbasis teknologi EAF. Berita Baja Mingguan disusun secara tematik mencakup pergerakan harga, perdagangan global, kebijakan trade remedies, serta arah investasi dan dekarbonisasi, untuk membantu pembaca memahami isu-isu strategis yang dapat memengaruhi arah kebijakan dan daya saing industri baja nasional pada awal kuartal ketiga 2025.
1. Perkembangan Harga Baja
Harga baja global pada pekan terakhir Juli menunjukkan tren yang bervariasi antar wilayah, dengan penguatan di Tiongkok dan stabilisasi di sebagian besar kawasan lainnya. Analisis ini didasarkan pada data dari berbagai sumber industri terpercaya, termasuk Mysteel, LME, SHF,SteelMint/BigMint, SEAISI, Eurometal, Argus Media, Steel Market Update, Scrapmonster, dan Fastmarkets.
Di Tiongkok, harga Hot Rolled Coil (HRC) mengalami kenaikan hingga USD15 per ton menjadi USD 470 – 485 per ton seiring sentimen stimulus dan kenaikan biaya bahan baku. Cold Rolled Coil (CRC) juga naik dari USD 530 menjadi USD 540 per ton, meskipun dengan jumlah transaksi terbatas. Harga galvanis domestik meningkat signifikan dari CNY 4.087 menjadi CNY 4.257 per ton (USD 567), sementara color-coated naik tipis menjadi CNY 6.616 (USD 880). Harga rebar mulai stabil di CNY 3.390 (USD 451). Di sisi lain, harga scrap turun menjadi USD 346 per ton karena tekanan pasokan.
Pasar Amerika Serikat cenderung stabil. Harga HRC domestik sedikit naik ke USD 962 per ton, dan CRC bertahan di USD 1.075 per ton. Galvanis berkisar USD 980–1.000 per short ton, sedangkan color-coateddan pipa tetap tinggi namun stabil. Rebardijual sekitar USD 820–840 per ton, dan harga scrap tidak berubah signifikan, dengan kisaran USD 317–420 per ton.
Di Uni Eropa, HRCmenguat tipis ke EUR 558 (Eropa utara) dan EUR 526 (Eropa selatan). Harga CRCcenderung datar sekitar EUR 700. Produk galvanisbertahan di EUR 750–770 (Jerman dan Prancis), sementara coateddancolor-coated stagnan karena permintaan musim panas lemah. Pipa baja dijual EUR 1.500–1.600 per ton. Rebartetap di kisaran EUR 600–610, dan scrap melemah ke USD 360 per ton FOB Rotterdam.
Turki mencatat harga HRC ekspor sekitar USD 540 per ton, relatif stabil. CRC dan coatedmasing-masing ditawarkan USD 650–670 dan USD 800–900, tetapi permintaan ekspor rendah. Rebar bertahan di USD 540 FOB. Scrap impor turun menjadi USD 346 per ton CFR Turki.
Di India, HRC turun menjadi USD 565–586 akibat permintaan lesu dan musim hujan. CRC juga menurun ke INR 56.000–57.000 (USD 647–658). Produk galvanis stabil tipis di INR 64.000 (USD 739), sementara pipa turun ke INR 60.000 (USD 693). Rebar stabil rendah di INR 44.500 (USD 514), dan scrap turun tajam ke level terendah 4 tahun di INR 29.000 (USD 335).
Sementara itu, di kawasan ASEAN, harga HRC impor tetap flat di USD 488–495 per ton CFR Vietnam. CRC melemah tipis ke USD 580–600. Produk galvanis stagnan di USD 700 per ton, dengan permintaan ekspor Vietnam dan dalam negeri ASEAN masih lesu. Color-coated stagnan dan pipasedikit melemah. Rebar lokal di Indonesia dan Thailand stabil pada kisaran USD 530–590. Scrapdi ASEAN bergerak datar sekitar USD 350–360 per ton CFR.
Wilayah | HRC | CRC | Coated / HDG* | Color-Coated (PPGI) | Pipe (ERW/Line) | Rebar | Scrap |
China | US$ 470-485/t FOB ↑ (+3 %) | US$ 540/t FOB ↑ (+10) | Dom. HDG ¥4.257/t ↑ (+4 %) | Dom. PPGI ≈¥6.616/t ≈ (stabil) | Stabil – mengikuti HRC | ¥3.390/t (HRB400E) ± (sideways) | HMS 80:20 US$ 346/t ↓ (-1) |
Amerika Serikat | US$ 962/t ex-mill ↑ (+8) | US$ 1 075/t ≈ (flat) | GI coil US$ 980-1.000/t ↓ (tipis) | Pre-painted coil stabil tinggi | Stabil tinggi | US$ 820-840/t ≈ (flat) | Busheling US$ 420/t ≈(flat); HMS US$ 317/t ≈ (flat) |
Uni Eropa | €558/t (Utara) ↑ (+3);€526/t (Selatan) ↑ (+5) | €700/t ≈(flat) | HDG €750-770/t ≈(flat) | PPGI €900-950/t ≈(flat) | Hollow section €1.500-1.600/t ≈(flat) | €600-610/t ≈(flat) | HMS E3 int. US$ 360/t ↓ (-5) |
Turki | Ekspor USD540/t ≈(flat) | Ekspor US$ 650-670/t FOB ↓ (lemah) | HDG US$ 800-900/t FOB ≈(flat) | PPGI US$ 900/t FOB ≈(flat) | Dom. ERW US$ 750-770/t ≈(flat) | Ekspor US$ 540/t FOB ≈(flat) | HMS 80:20 US$ 346/t CFR ↓ (-1) |
India | Dom. USD565-586/t ↓ | Dom. USD647-658/t ↓ (moderat) | GI coil USD739/t ≈(flat) | PPGI datar | ERW USD693/t ↓ | Rebar sec. USD514/t ≈(flat) | Dom. scrap USD335/t (4 yr low) ↓ |
ASEAN | CFR Viet US$ 488-495/t ≈(flat) | CRC China → ASEAN US$ 580-600/t CFR ↓ (tipis) | GI exp. Viet US$ 700/t FOB ≈(flat) | PPGI stabil | Pipa ERW ↓ (melemah) | Rebar Indo/Thai USD530-590/t ≈(flat) | HMS import US$ 350-360/t CFR ≈(flat) |
2. Perkembangan Perdagangan Baja Global
Impor baja Amerika Serikat melemah tajam; data SIMA yang dirilis American Iron and Steel Institute menunjukkan volume Juni turun menjadi 2,25 juta ton, 9,6 persen lebih rendah dari Mei, sementara impor produk rolled merosot 7,6 persen ke 1,64 juta ton. Hal ini mengisyaratkan bahwa tarif Section 232 beserta bea tambahan kuartal III secara efektif membatasi arus masuk baja ke pasar AS (AISI).
Di Asia, Bea Cukai Tiongkok mencatat ekspor baja produk jadi Juni hanya 9,68 juta ton—turun 8,5 persen secara bulanan—meski masih naik 9,2 persen pada paruh pertama tahun ini. Analis menilai pelemahan sektor properti dan antisipasi tarif AS akan terus menekan penawaran ekspor sepanjang semester II (Reuters).
Pelemahan simultan arus keluar baja dari China dan arus masuk baja ke AS memperlebar ketidakpastian harga global; produsen di kawasan ASEAN dan Amerika Latin mulai meninjau ulang strategi pasar, terutama karena permintaan di Eropa juga menunggu kepastian skema baru kuota-bea rendah yang sedang dinegosiasikan antara Brussel dan Washington.
3. Kebijakan dan Trade Remedies
Pada akhir Juli berbagai langkap perlindungan perdagangan dilakukan oleh berbagai negara untuk melindungi industri dalam negeri masing-masing, termasuk industri besi dan baja.
Pemerintah Indonesia dan AS telah mengumumkan kesepakatan terkait tarif resiprokal melalui “Joint Statement on Framework for United States–Indonesia Agreement on Reciprocal Trade” pada 17 Juni 2025. Kesepakatan tersebut memuat ketentuan terkait tarif baja (lihat: Policy Brief: Tarif Baja Indonesia ke AS: Realita >50 Persen di Balik Harapan Tarif 19 Persen) dan komitmen Indonesia untuk terlibat dalam Global Forum on Steel Excess Capacity – GFSEC (lihat: Di Balik Kesepakatan Tarif AS: Dilema Dalam Jerat Komitmen GFSEC?)
Presiden Trump menandatangani Executive Order pada 31 Juli yang menaikkan tarif impor umum menjadi 15–41 persen untuk 67 negara dan mulai berlaku 7 Agustus; Gedung Putih menyebut langkah ini sebagai “jendela negosiasi terakhir” agar mitra dagang mencapai kesepakatan resiprokal sebelum bea penuh diterapkan.
Masih di Washington, Departemen Perdagangan menerbitkan hasil sementara peninjauan antidumping atas pipa baja las berdiameter besar asal Turki pada 28 Juli dan menemukan margin dumping nol persen; selama menunggu putusan final dalam waktu 120 hari, impor produk tersebut tidak akan dikenai bea antidumping tambahan (Federal Register).
Di Eropa, Komisi UE mengadopsi Regulasi Pelaksanaan (EU) 2025/1508 pada 24 Juli—dipublikasikan 25 Juli—yang memperpanjang bea antidumping hingga 26,1 persen serta bea antisubsidi maksimum 44,7 persen atas impor baja berlapis cat/plastik (organic-coated steel) dari Tiongkok setelah sunset review menegaskan risiko dumping berulang (EUR-Lex). Dua hari kemudian, Prancis bersama 11 negara anggota menyerahkan proposal peta jalan perlindungan perdagangan bajadan meminta Komisi segera merancang sistem safeguard baja baru sebelum rezim safeguard yang ada berakhir Juni 2026. Rencana ini mencakup kuota bebas bea yang lebih ketat dan perluasan cakupan produk untuk mencegah “tsunami baja murah” (Eurometal).
Pada 31 Juli, Uni Eropa memulihkan kuota bebas tarif hingga 27 ribu ton per kuartal bagi baja Inggris—langkah yang menurut London akan menghemat jutaan pound dan memulihkan akses pasar pasca-Brexit (Reuters).
Brasil mempertegas proteksi melalui dua keputusan the Executive Committee of the Brazilian Foreign Trade Chamber (GECEX) bertanggal 28 Juli: bea antidumping lima-tahun senilai USD 779–835 per ton diperpanjang atas pipa baja karbon tanpa sambungan untuk migas dari Tiongkok, dan bea definitif USD 397–1.259 per ton diberlakukan atas pipa baja nirkarat berlas asal India serta Taiwan setelah investigasi membuktikan kerugian serius bagi produsen domestik (Mysteel Global).
Di Ottawa, Canadian International Trade Tribunal pada 29 Juli memutuskan melanjutkan bea antidumping atas Hollow Structural Sections (HSS-pipa struktural) asal Korea Selatan dan Turki untuk lima tahun ke depan, memastikan impor HSS tetap dikenai bea sesuai temuan dumping sebelumnya (CITT).
Kawasan Asia Timur proteksi perdagangan ikut mengetat: Komisi Perdagangan Korea pada 29 Juli merekomendasikan bea antidumping sementara 28,2–33,6 persen atas impor hot-rolled coil karbon dan paduan dari Tiongkok serta Jepang. Kementerian Keuangan Korea akan memutuskan penerapan tarif ini paling lambat akhir Agustus (GMK Center).
Rentetan kebijakan tersebut menegaskan akselerasi proteksionisme baja global: Amerika Serikat menaikkan tarif serentak namun tetap mengamankan bahan baku kritis, Uni Eropa memperpanjang dan merancang perlindungan baru, Brasil serta Kanada memperluas cakupan bea antidumping, sedangkan Korea Selatan bergerak cepat menahan arus HRC murah dari Asia Timur. Produsen dan eksportir kini menghadapi peta tarif yang kian terfragmentasi dan harus menyesuaikan strategi ekspor sebelum kebijakan baru mulai berlaku penuh dalam beberapa minggu ke depan.
Ringkasan Penerapan Kebijakan Trade Remedies
Negara | Jenis Trade Remedies | Besaran Tarif/Bea | Tanggal Efektif | Periode Berlaku* |
Amerika Serikat | Tarif umum (Executive Order) §232 | 15 % – 41 % atas impor dari 67 negara | 7 Agustus 2025 | Tanpa batas waktu (hingga dicabut/diubah) |
Amerika Serikat | Review AD pipa baja Ø besar Turki | 0 % (hasil sementara, margin dumping nol) | — (menunggu putusan final ±120 hari) | Berlaku untuk periode tinjauan Mei 2023–Apr 2024 |
Uni Eropa | Perpanjangan AD + CVD organic-coated steel China | AD maks. 26,1 %; CVD maks. 44,7 % | 25 Juli 2025 | 5 tahun ke depan |
Uni Eropa ↔ Inggris | Kuota bebas tarif baja Inggris | 27 000 t per kuartal (tarif 0 %) | 1 Agustus 2025 | Berlaku selama skema kuota aktif |
Brasil | Perpanjangan AD pipa line-pipe migas China | USD 779 – 835 / ton | 28 Juli 2025 | 5 tahun |
Brasil | Perpanjangan AD pipa SS berlas India & Taiwan | USD 397 – 1.259 / ton | 28 Juli 2025 | 5 tahun |
Kanada | Perpanjangan AD HSS (pipa struktural) Korea & Turki | Tarif AD berlaku sesuai order (various) | 29 Juli 2025 | 5 tahun |
Korea Selatan | Rekomendasi AD sementara HRC China & Jepang | 28,2 % – 33,6 % | Menunggu keputusan MOF (≤ Akhir Agustus) | Tarif definitif dapat berlaku 5 tahun setelah keputusan final |
4. Investasi & Green Steel
Investasi Pengembangan Kapasitas
ArcelorMittal‐Nippon Steel India (AM/NS) menuntaskan commissioning Continuous Galvanising Line-3 (CGL3) di Hazira, Gujarat, pada Juli 2025 dan, pada saat yang sama, mulai mengakuisisi lahan di Anakapalli, Andhra Pradesh, untuk membangun pabrik baja terpadu hijau berkapasitas awal 7,3 juta ton per tahun. Kedua langkah ini merupakan bagian dari program ekspansi fase-1 Hazira serta rencana investasi jangka panjang ArcelorMittal senilai USD 4,5–5 miliar untuk proyek pertumbuhan di India, Brasil, dan Amerika Serikat (ArcelorMittal).
Di Afrika Utara, perusahaan negara SNS Algeria menandatangani perjanjian dengan Danieli (Italia) untuk membangun rolling-mill baru di kompleks Sider El Hadjar, Annaba. Fasilitas ini akan menambah 800 ribu ton baja tulangan per tahun, hampir menggandakan kapasitas rebar domestik Aljazair; konstruksi dijadwalkan rampung dalam dua tahun (Steel Radar)
Investasi Green Steel
Dalam laporan kinerja 31 Juli, ArcelorMittal mengonfirmasi slab pertama telah dicetak di fasilitas Electric Arc Furnace (EAF) baru berkapasitas 1,5 juta ton di Calvert, Alabama—EAF otomotif rendah karbon pertama di Amerika Utara yang menjadi tonggak utama tahun ini (ArcelorMittal).
Masih di akhir Juli, konsorsium Italia CEIP Scarl bersama Copresud Aljazair menandatangani nota kesepahaman untuk melakukan studi kelayakan proyek Direct-Reduced Iron (DRI) berbasis hidrogen senilai sekitar €1 miliar di Aljazair. DRI hijau tersebut akan memasok pabrik‐pabrik EAF Italia dan membantu rantai pasok Eropa menurunkan intensitas karbon (Steel Radar)
Di Britania Raya, Tata Steel UK pada 31 Juli 2025 menunjuk ABB untuk paket elektrifikasi dan teknologi proses pada transformasi £1,25 miliar di Port Talbot; kontrak ini mengamankan pasokan sistem daya bagi EAF 320 ton yang diproyeksikan beroperasi pada 2028 dan didukung hibah £500 juta dari pemerintah (Eurometal)
Gabungan proyek-proyek di atas menegaskan dua arus besar pekan ini: kelanjutan ekspansi kapasitas konvensional demi memenuhi permintaan regional yang masih tumbuh—terutama di India dan Afrika Utara—serta percepatan investasi teknologi hijau (EAF dan DRI berbasis hidrogen) sebagai jalan utama dekarbonisasi industri baja global.
Isu Strategis yang Perlu Dicermati
Proteksionisme Global Semakin Agresif dan Sistematis
Amerika Serikat mulai 7 Agustus memberlakukan tarif 15–41 % bagi 67 negara, Uni Eropa memperpanjang bea AD/CVD baja berlapis asal Tiongkok, Brasil dan Kanada memperluas cakupan bea antidumping, sementara Korea Selatan bersiap memungut bea sementara atas HRC Asia Timur. Kecepatan dan skalanya menegaskan bahwa proteksi kini bersifat permanen dan terkoordinasi.
Indonesia Berisiko Menjadi Tujuan Limpahan Coil Murah Asia
Dengan semakin masifnya proteksi yang dilakukan berbagai negara untuk melindungi industri baja masing-masing, Indonesia berpotensi untuk mengalami banjir impor apabila tidak segera melakukan langkah-langkah perlindungan secara agresif.
Keanggotaan GFSEC: Pastikan Tidak Menghambat Ekspansi Kapasitas
Global Forum on Steel Excess Capacity gencar menekan negara berkembang agar menahan pembangunan pabrik baru, padahal Indonesia membutuhkan tambahan kapasitas ±100 juta ton hingga 2045 untuk menopang industrialisasi. Pemerintah harus memastikan komitmen di forum ini tidak membatasi hak pembangunan industri agar visi hilirisasi tetap terjaga.
Investasi & Green Steel Menuntut Akselerasi Dekarbonisasi Nasional
ArcelorMittal, Tata Steel, dan konsorsium Italia-Aljazair baru saja mengumumkan proyek EAF dan DRI hijau bernilai miliaran dolar. Tren ini perlu terus dicermati agar Indonesia bisa menyusun kebijakan dan strategi yang tepat mengingat adopsi teknologi rendah emisi cukup mahal dan berdampak pada peningkatan biaya produksi secara signifikan. Di sisi lain, Indonesia juga tidak boleh ketinggalan dalam melakukan transformasi ke baja rendah emisi.