SMInsights untuk Visi Indonesia Emas 2045

Tahun 2045 menandai satu abad kemerdekaan Indonesia, sebuah tonggak sejarah yang telah menjadi simbol aspirasi kolektif bangsa untuk menjadi negara maju, berdaya saing tinggi, dan sejahtera. Visi Indonesia Emas 2045 lahir dari optimisme terhadap potensi besar yang dimiliki negeri ini, mulai dari kekuatan demografi, kekayaan sumber daya alam, hingga posisi geopolitik yang strategis di jantung Indo-Pasifik. Berbagai lembaga internasional telah memproyeksikan bahwa Indonesia memiliki peluang riil untuk menempati posisi keempat atau kelima dalam daftar kekuatan ekonomi dunia pada pertengahan abad ini—proyeksi yang antara lain disampaikan oleh McKinsey, Goldman Sachs, dan World Economic Forum.

Untuk merealisasikan visi tersebut, berbagai fondasi telah dan terus dibangun. Pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai kebijakan strategis yang memberi arah jangka panjang bagi transformasi ekonomi nasional. Di antaranya adalah penguatan industri hilir mineral, reformasi struktural di sektor energi dan logistik, serta kebijakan fiskal yang mendorong investasi strategis. Langkah-langkah ini memberi sinyal kuat bahwa Indonesia tidak lagi hanya mengandalkan pertumbuhan berbasis konsumsi atau ekspor bahan mentah, melainkan beranjak menuju ekonomi berbasis nilai tambah dan produktivitas.

Sektor industri menjadi tulang punggung dalam proses transformasi tersebut. Ia memainkan peran kunci dalam menciptakan nilai tambah dalam negeri, menyerap tenaga kerja berkualitas, memperkuat rantai pasok nasional, dan memperluas kapasitas ekspor produk berteknologi menengah hingga tinggi. Industrialisasi yang berkelanjutan dan inklusif akan menjadi fondasi kokoh untuk menjawab tantangan global seperti disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik.

Dalam seluruh ekosistem industrialisasi, dua sektor memiliki posisi strategis yang tak tergantikan: industri baja dan sektor pertambangan. Baja adalah fondasi dari seluruh pembangunan infrastruktur, kendaraan, permesinan, hingga sistem pertahanan negara. Kapasitas dan daya saing industri baja nasional menjadi refleksi dari kemampuan Indonesia untuk membangun dirinya sendiri secara mandiri dan berdaulat. Di sisi lain, sektor pertambangan adalah anugerah geologis yang tidak hanya menopang ekspor dan penerimaan negara, tetapi juga menjadi titik tolak bagi pembangunan industri hilir berbasis mineral strategis—dari stainless steel, tembaga, hingga aluminium dan baterai kendaraan listrik.

Berbagai capaian penting telah diraih. Indonesia kini menjadi produsen nikel terbesar di dunia, mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik, dan secara progresif menghentikan ekspor bahan mentah mineral demi mendorong pembangunan smelter dan fasilitas pengolahan di dalam negeri. Pendekatan ini mencerminkan keberanian politik untuk membalikkan logika lama—di mana negara kaya sumber daya cenderung menjadi pengekspor bahan mentah—menjadi strategi hilirisasi yang menjadikan Indonesia sebagai pusat pemrosesan dan manufaktur global.

Namun tantangan ke depan tetap besar. Transformasi industri memerlukan keberlanjutan kebijakan, ketersediaan energi yang kompetitif, tata kelola yang andal, dan ekosistem riset yang kuat. Selain itu, Indonesia juga perlu lebih mencermati dinamika kebijakan di berbagai negara dan memperhatikan pola perdagangan global secara lebih seksama. Persaingan industri dewasa ini bukan lagi semata-mata adu efisiensi biaya atau skala produksi, melainkan juga pertarungan antar kebijakan negara. Banyak produk industri dunia kini tidak hanya bersaing secara teknis, tetapi juga secara regulatif—melalui tarif, subsidi, pelabelan karbon, ketentuan ketertelusuran, atau hambatan teknis lainnya. Dengan kata lain, kompetisi global hari ini adalah persaingan government regulation versus government regulation, bukan sekadar company versus company.

Strategi industrialisasi Indonesia ke depan harus disusun dengan kesadaran penuh terhadap lanskap global yang terus berubah, dan dengan keberanian untuk memosisikan industri sebagai tulang punggung kemandirian nasional.

Kehadiran situs ini didorong oleh semangat untuk ikut menyumbangkan pemikiran strategis dalam perjalanan mewujudkan visi Indonesia Emas — sebuah ruang reflektif untuk mengkaji arah pembangunan industri nasional, khususnya sektor baja dan pertambangan. Di tengah kompleksitas dinamika global dan tarik-menarik kepentingan nasional, situs ini ingin memberikan kontribusi melalui pemikiran kritis, pengalaman praktis, dan harapan akan masa depan industri yang tangguh, adil, dan berkelanjutan — agar Indonesia mampu berdiri sejajar dan bersaing secara bermartabat di tengah percaturan ekonomi dunia.